Program Makan Bergizi Gratis: Sudah Tepat Sasaran?
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah pada 6 Januari 2025 bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Namun, efektivitas dan ketepatan sasaran program ini masih menjadi perdebatan di kalangan pakar dan masyarakat.
Secara resmi, program MBG menyasar seluruh anak sekolah dari jenjang PAUD hingga SMA, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa program ini sebaiknya difokuskan pada kelompok masyarakat miskin yang lebih rentan terhadap masalah gizi. Data menunjukkan bahwa 11,3 juta warga miskin, termasuk 4,5 juta siswa sekolah, 3,8 juta balita, 1,9 juta ibu menyusui, dan 168.513 ibu hamil, kesulitan mengakses makanan bergizi. Dengan memfokuskan program pada kelompok ini, alokasi anggaran dapat lebih optimal, misalnya dengan menyediakan Rp 21.545 per porsi makanan, di atas patokan pemerintah sebesar Rp 10.000 per porsi.
Pelaksanaan program MBG menghadapi beberapa tantangan, antara lain ketepatan sasaran, sosialisasi dan edukasi, serta keterlibatan masyarakat lokal. Pakar gizi komunitas, Dr. Tan Shot Yen, menyoroti pentingnya memprioritaskan daerah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal) yang lebih membutuhkan intervensi gizi. Beliau mengingatkan agar program tidak hanya difokuskan pada perkotaan yang relatif lebih sejahtera. Selain itu, program ini dinilai dilaksanakan secara terburu-buru tanpa sosialisasi yang memadai kepada masyarakat. Edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang dan pemilihan bahan pangan lokal perlu ditingkatkan untuk memastikan keberhasilan program. Pemberdayaan petani, nelayan, dan penjual kantin sekolah dalam penyediaan bahan pangan dapat meningkatkan perekonomian lokal dan memastikan keberlanjutan program. Namun, hal ini memerlukan koordinasi dan perencanaan yang matang.
Agar program MBG dapat berjalan efektif dan tepat sasaran, beberapa langkah yang direkomendasikan antara lain pemanfaatan data akurat untuk mengidentifikasi kelompok masyarakat yang paling membutuhkan intervensi gizi, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam penyediaan dan distribusi makanan bergizi, serta pengawasan dan evaluasi berkala untuk memastikan kualitas dan ketepatan distribusi makanan, serta menilai efektivitas program. Dengan pendekatan yang komprehensif dan terfokus, diharapkan program Makan Bergizi Gratis dapat mencapai tujuannya dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia, khususnya bagi mereka yang paling membutuhkan.