Fenomena 5G di Indonesia: Banyak Smartphone 5G , Tapi Jaringan Belum Merata
.Seiring dengan meningkatnya adopsi smartphone 5G di Indonesia, terjadi ketimpangan antara jumlah perangkat yang sudah mendukung 5G dan ketersediaan jaringan yang masih terbatas. Pada Desember 2024, sekitar 25 juta perangkat 5G telah terdeteksi dalam jaringan, tetapi cakupan layanan 5G baru mencakup sekitar 2,90% dari total luas wilayah pemukiman. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun masyarakat telah siap dengan perangkat yang mendukung teknologi terbaru, infrastruktur jaringan belum berkembang dengan kecepatan yang sama.
Tantangan utama dalam penyebaran jaringan 5G di Indonesia adalah tingginya biaya investasi. Operator telekomunikasi harus mengalokasikan anggaran besar untuk membangun infrastruktur, termasuk menara BTS dan jaringan fiber optik yang diperlukan untuk mendukung konektivitas 5G. Selain itu, operator juga harus membeli spektrum frekuensi yang sesuai, yang harganya tidak murah dan masih menjadi salah satu faktor penghambat perkembangan jaringan 5G di Tanah Air.
Selain biaya, keterbatasan spektrum frekuensi juga menjadi kendala serius. Tidak semua spektrum yang ideal untuk 5G tersedia di Indonesia, dan alokasi frekuensi yang terbatas membuat operator kesulitan dalam menyediakan layanan yang stabil dan luas. Beberapa negara maju sudah memanfaatkan spektrum frekuensi mmWave yang memungkinkan kecepatan tinggi dan latensi rendah, sementara Indonesia masih mengandalkan spektrum yang lebih rendah yang memiliki jangkauan lebih luas tetapi dengan kapasitas yang lebih terbatas.
Menurut Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Merza Fachys, penyebaran 5G saat ini masih disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi yang memerlukan kecepatan tinggi, kapasitas besar, dan latensi rendah. Dengan kata lain, operator lebih fokus menghadirkan 5G di wilayah yang memiliki kebutuhan tinggi, seperti kawasan bisnis, industri, dan kota-kota besar. Hal ini membuat masyarakat di daerah terpencil masih harus menunggu lebih lama sebelum dapat menikmati jaringan 5G.
Selain faktor teknis, faktor regulasi juga mempengaruhi kecepatan penyebaran jaringan 5G di Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus berupaya mempercepat adopsi 5G, tetapi ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan, termasuk kebijakan spektrum, regulasi infrastruktur, dan kerja sama dengan operator. Koordinasi yang baik antara pemerintah dan pelaku industri menjadi kunci utama dalam mempercepat ekspansi jaringan 5G.
Di sisi lain, operator telekomunikasi tetap berupaya memperluas cakupan jaringan 5G secara bertahap. Telkomsel, misalnya, telah mendeteksi sekitar 12,8 juta perangkat 5G di jaringannya dan memiliki hampir 5 juta pelanggan 5G. Meskipun angka ini cukup besar, cakupan layanan 5G mereka masih terbatas di beberapa kota besar, dan belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mempercepat penyebaran 5G adalah kerja sama antara operator dan penyedia infrastruktur. Banyak operator mulai bekerja sama dengan perusahaan teknologi global untuk mempercepat pembangunan jaringan 5G. Selain itu, model bisnis berbagi infrastruktur, di mana beberapa operator menggunakan menara BTS yang sama, juga menjadi solusi untuk mengurangi biaya investasi dan memperluas cakupan jaringan lebih cepat.
Meskipun jaringan 5G belum merata, masyarakat tetap antusias dalam mengadopsi teknologi ini, terutama karena semakin banyaknya smartphone 5G yang tersedia dengan harga terjangkau. Beberapa produsen smartphone telah merilis perangkat 5G dengan harga di bawah Rp 3 juta, seperti Samsung Galaxy A06 5G yang dibanderol sekitar Rp 2,4 juta. Ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah siap beralih ke 5G, tinggal menunggu infrastruktur yang mendukung.
Ke depan, diharapkan ada lebih banyak inovasi dalam pengembangan jaringan 5G, termasuk pemanfaatan satelit dan teknologi fixed wireless access (FWA) untuk menjangkau daerah terpencil. Dengan strategi yang tepat, penyebaran jaringan 5G dapat dipercepat tanpa harus mengandalkan pembangunan infrastruktur berbasis fiber optik secara masif di seluruh wilayah.
Dengan semakin luasnya cakupan 5G di masa mendatang, diharapkan teknologi ini dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat Indonesia. Tidak hanya dalam hal kecepatan internet yang lebih tinggi, tetapi juga dalam mendukung berbagai sektor, seperti industri, kesehatan, pendidikan, dan smart city. Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, operator telekomunikasi, dan industri teknologi harus terus diperkuat agar ekosistem 5G di Indonesia dapat berkembang secara lebih cepat dan merata.